Friday, November 09, 2007

Bentuk Lembaga Pengelola

Bentuk Lembaga Pengelola dapat berupa koperasi, Badan Usaha Milik Desa, Organisasi Masyarakat dan lain-lain. Bentuk Lembaga Pengelola dapat bermacam-macam, tetapi yang terpenting adalah aturan yang disepakati atau aturan yang dibuat harus dapat mengikat seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan energi baru terbarukan.
Technorati Profile

Monday, November 05, 2007

Sistem Hibrid Oeledo

Sebuah sistem pembangkit yang memadukan tiga sumber energi salah satunya terdapat di Oeledo, sebuah desa yang terletak di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
Pembangkit sistem hibrid ini memadukan antara energi yang dihasilkan dari energi surya (Solar Cell), Energi Angin (Wind Power) dan generator dengan bahan bakar fosil.
Pengelola sarana pembangkit ini adalah Pengelola Listrik Desa Oeledo. Sejarahnya, pembangkit sistem hibrid ini dibangun pada tahun 1999 atas inisiatif sebuah lembaga swadaya masyarakat, yaitu womintra yang memperoleh dana dari negara-negara G7. Sukses yang diraih oleh pengelola dalam melakukan tugasnya ditandai dengan perolehan penghargaan "Asean Energy Award" pada tahun 2004.

Saturday, November 03, 2007

From Water into the light

Imagine that in this century still theres a lot of village doesnt haven electricity, and in a mean while around thats villages run a river. What would we do about it???
We can use potential energy from water that run on the rivers to move turbin to make the light.

Wednesday, October 31, 2007

Peningkatan Kapasitas

Peningkatan Kapasitas perlu untuk lembaga pengelola kegiatan energi baru terbarukan terutama PLTMH, karena terkadang pada saat pembentukan lembaga pengelola, belum ada masalah yang membuat pengelola pusing kepala.
Pengelola mungkin akan mulai mengalami masalah pada saat konsumen mulai enggan membayar, mulai ada kerusakan dan hal-hal lain. Untuk membantu pengelola mengatasi masalah-masalah yang dihadapi perlu adanya peningkatan kapasitas pengelola. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan pengelola energi baru terbarukan tersebut.
Peningkatan kapasitas ini tentunya dilakukan untuk menjamin kelangsungan sarana energi baru terbarukan yang ada di perdesaan.

Wednesday, October 03, 2007

Asset Desa

Adanya sarana energi terbarukan di sebuah desa merupakan sebuah asset yang harus dipelihara dengan baik, untuk itu perlu ada kesadaran dari masyarakat untuk merawat asset tersebut dengan baik.
Untuk itu perlu adanya sebuah lembaga, badan atau organisasi pengelelola yang dibentuk untuk melakukan tugas merawat dan memelihara serta memperbaiki apabila terjadi kerusakan.
Bagaimana pembentukan pengelola? Sebaiknya pengelola dibentuk berdasarkan pilihan masyarakat pengguna atau konsumen sehingga pengelola memiliki legitimasi yang kuat dari konsumen.
Setelah dibentuk, sebaiknya pengelola dilengkapi dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang isinya mengatur jalannya organisasi, tugas serta tanggung jawab pengelola dan konsumen, serta penentuan tarif (hal ini biasanya menjadi hal yang paling alot untuk ditentukan).
Dengan adanya pengelola yang memiliki aturan dan legitimasi yang kuat diharapkan adanya sarana energi baru terbarukan yang merupakan asset masyarakat, akan lebih bermanfaat dan berdaya guna.

Thursday, September 27, 2007

PENGELOLA PLTMH

Pengelola PLTMH menjadi tulang punggung pengelolaan sebuah PLTMH, dengan adanya pengelola yang tangguh maka asset masyarakat, berupa instalasi PLTMH dengan segala asesorisnya akan dapat berfungsi dengan baik.
Apa yang dibutuhkan oleh pengelola?
Yang pertama adalah aturan main, yang dapat dituangkan dalam bentuk AD/ART yang mengatur seluruh stakeholder yang berhubungan dengan PLTMH, yaitu konsumen, pemerintah desa, masyarakat dan pengelola itu sendiri.
Dengan adanya aturan ini diharapkan sebuah lembaga pengelola akan dapat berjalan dengan baik dan dapat menjalankan tugasnya dengan acuan yang telah disepakati bersama.

Wednesday, August 29, 2007

Solar Power Cars

In the 1990’s, emissions laws were being enforced throughout the United States. Many colleges and universities began looking at the possibility of solar powered cars. The finding were that the solar collectors for the cars to run were too large to be put into the vehicles. Development continues on the solar collections to make it possible. For those skeptical, don’t be surprised if it doesn’t all come together in the near future. There are many organizations throughout the world working on doing just that.

Students are aware that using fossil fuels for cars has a negative impact on the environment. Students investigate the amount of pollution a car creates. Students have the opportunity to work together with their research and other students to investigate how to use solar energy for cars. They research the challenges involved and work to find solutions.

For the past 20 years, Panasonic has offered the Panasonic World Solar Challenge. More than three hundred teams from around the world have brought their car to the event. Many find developing solar powered cars to be the challenge of a lifetime. They continue to find ways to get one step closer to being successful. The next Panasonic event takes place in October of 2007.

The Winston Solar Car Team began an education program in 1993. They provide learning materials, on-site visits, and workshops for high schools across the country. The program is designed to motivate students in the areas of science, engineering, and technology. The program consists of a two year education program. At the end of the program students have the opportunity to display their work.

The first Winston Solar Car Challenge took place in 1995. Ninety schools participated in the program with nine schools building cars to race. The 1997 challenge involved three hundred and fifty schools in five countries. Eight cars qualified to run in a six hundred mile race from Dallas, Texas to San Antonio, Texas. As the participants continue to grow, so does the challenge. The 1999 race was a sixteen hundred mile race. In 2002 Dell Computers became a sponsor of the event.

Solar powered cars still have many bugs to work out including how to keep them operating on a daily basis, day or night. New designs continue to emerge, and the challenge of solving this mystery continues to grow around the world. Regardless of who successfully completes the concept of solar powered cars, it will offer a safe alternative to using fossil fuels, and that will be a benefit to each of us.

Solar Power

All of our energy comes from the sun. Solar powered lights offer a low cost and do not pollute the environment. Such lights are very popular for garden use and landscaping. They are hassle free. There are no cables to worry about or the possibility of being electrocuted.

Are solar powered lights right for your home? These lights produce an intense glow and shadowing around the surrounding areas. Solar powered lights are perfect for those applications where a regular power source is unavailable. The solar panel collects sunlight and converts electricity. The electricity is stored in rechargeable batteries. The lights will be strongest during the first few hours of operation and then slowly diminish in output.

There are many styles and brands of solar powered lights to choose from. They are inexpensive. They are designed to accent your home. Many choose this option because it is much cheaper that installing electricity to another area as well as the environmental impact. Most individuals can install solar powered lights easily by themselves. This again saves money over having a professional come to set up for electricity. The internet offers many reviews on brands of solar powered lights. It is a great resource for comparing cost and effectiveness of the products available.

Several towns have taken to installing solar powered lights as street lights. They are able to store up energy from the sun during the day and operate on that energy until early morning. The Solar Outdoor Lighting company donated and installed such lighting at the Ocala National Forest. Miami International Airport installed solar powered lights to offer additional security for their employees. They chose them for their low cost, environmental friendliness, the fact that they took a fifth of the time to install as regular lighting fixtures, and that they are going to be undergoing construction soon. The solar powered lights can be moved easily.

The biggest disadvantage of the solar powered lights is that they do require an adequate amount to sunlight to create the energy. If you have several days of cloudy weather, the lights may not operate effectively. This has affected the decision of some businesses. They feel if it is important enough to install lighting, then it needs to be reliable and available on a regular basis.

Monday, August 20, 2007

PLTMH Desa Seloliman

Seperti biasa, main ke Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur untuk melihat kondisi PLTMH yang ada di Desa Seloliman. PLTMH Seloliman memiliki sejarah panjang, pembangunan dimulai pada tahun 1994. Pembangunan PLTMH Seloliman merupakan inisiatif masyarakat Dusun Janjing yang merupakan baigan dari Desa Seloliman. Di Desa Seloliman terdapat 4 (empat) buah dusun, yaitu Dusun Janjing, Dusun Biting, Dusun Balekambang dan Dusun Sempur.

Sejarahnya, pada tahun 1994 Desa Seloliman mulai mendapat pasokan listrik dari PLN. Tetapi sayangnya, PLN hanya mampu memasok listrik untuk 3 (tiga) dusun, yaitu Dusun Balekambang, Biting dan Sempur (walau untuk Dusun Sempur hanya sebagian saja). Dengan berbagai alasan, PLN tidak mau memasok listrik ke Dusun Janjing. Dengan situasi ini, masyarakat Dusun Janjing merasa dianaktirikan, belum lagi ejekan yang mereka terima dari warga dusun yang lain. Warga Dusun Janjing merasa terabaikan, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk memperoleh listrik untuk penerangan.

Dengan berbagai cara ahirnya mereka mendapat informasi tentang adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) yang menggunakan air sebagai pembangkit listrik. Dengan bantuan dari teman-teman PPLH dan Yayasan Mandiri, Bandung serta GTZ, maka dilakukan seluruh persiapan untuk membangun sebuah PLTMH untuk menerangi Dusun Janjing. Dengan semangat gotong royong, mayarakat Janjing membantu pelaksanaan pembangunan PLTMH dengan seluruh kemampuan mereka, sehingga akhirnya pada tahun 1994 masyarakat Dusun Janjing dapat menikmati aliran listrik seperti dusun-dusun lainnya.

Mojokerto

Sekarang saya main ke Mojokerto, tepatnya Desa Seloliman. Desa Seloliman berada di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Propinsi Jawa Timur. Ke Seloliman dalam rangka kegiatan liat-liat kondisi masyarakat yang menggunakan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH).

Perjalanan menggunakan mobil sehingga waktu tempuh lumayan lama dan melelahkan. Kami (7 orang) menempuh jalan darat dengan mobil (he he he pinggang lumayan panas) melalui jalur selatan pulau Jawa, jarak tempuh sekitar 650 km (Kami berangkat dari Bandung, Jawa Barat)

Sampai di lokasi, Desa Seloliman, kami bertemu dengan rekan pengurus Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup (PPLH). Kami diterima dengan ramah oleh para pengurus, yang waktu itu kebetulan mereka sedang santap siang. Kami bertemu dengan Pak Toko, beliau adalah Direktur PPLH dan Ibu Jayanti (Humas).

Setelah berbincang-bincang mengenai maksud dan tujuan kedatangan kami, kemudian kami makan siang dan beristirahat di PPLH. Ternyata PPLH juga memiliki fasilitas penginapan yang lumayan unik untuk beristirahat. Kami telah sepakat untuk membahas beberapa hal setelah makan malam. Rencananya kami akan bertemu lagi jam 19.00 untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah PLTMH yang ada di Desa Seloliman, mengenai pengurus PLTMH, kondisi PLTMH serta konsumen dan beberapa hal yang berhubungan dengan pemanfaatan energi baru terbarukan (renewable energy) untuk usaha produktif (productive end use).

Thursday, July 19, 2007

Using PRA

Kalau lagi kerja di wilayah perdesaan biasanya saya pake PRA (tapi ini harus sesuai dengan tujuan kegiatan).
Biasanya teknik yang digunakan adalah Penelusuran Sejarah Desa, Analisa Kelembagaan, Jadwal sehari, Analisa Mata Pencaharian, dan lain-lain.

Saturday, June 23, 2007

Participatory Rural Appraisal


Participatory rural appraisal (PRA) is a label given to a growing family of participatory approaches and methods that emphasize local knowledge and enable local people to make their own appraisal, analysis, and plans. PRA uses group animation and exercises to facilitate information sharing, analysis, and action among stakeholders. Although originally developed for use in rural areas, PRA has been employed successfully in a variety of settings. The purpose of PRA is to enable development practitioners, government officials, and local people to work together to plan contextappropriate programs.
Participatory rural appraisal evolved from rapid rural appraisal-a set of informal techniques used by development practitioners in rural areas to collect and analyze data. Rapid rural appraisal developed in the 1970s and 1980s in response to the perceived problems of outsiders missing or miscommunicating with local people in the context of development work. In PRA, data collection and analysis are undertaken by local people, with outsiders facilitating rather than controlling. PRA is an approach for shared learning between local people and outsiders, but the term is somewhat misleading. PRA techniques are equally applicable in urban settings and are not limited to assessment only. The same approach can be employed at every stage of the project cycle and in country economic and sector work.

Friday, May 18, 2007

Mobil Terjun

Satu lagi kecelakaan di pasar super, kali ini di ITC Permata Hijau, Sekeluarga Tewas dalam kecelakaan itu (saya ikut berduka cita nih, LP).
Kejadiannya gimana???
Satu keluarga malang itu mau pulang, dari tempat parkir mereka turun melalui jalan penghubung antar lantai yang menurun dan berputar, ga tau gimana mobil melintas ke arah naik dan membentur pagar pengaman. Kemudian terjun bebas.
Kemudian yang jadi masalah apa????
Terlepas adanya kecelakaan, itu memang bisa aja terjadi pada semua orang. Tapi ko pagar pembatas konstruksinya kaya gitu???
Cuma tumpukan batu bata yang diplester???
Ga ngerti, emang standarnya kaya gitu??? Atau ada standar keamanan yang lebih tinggi tapi ga dipatuhin??? Nah lo kalo udah kaya gini kita musti tanya ke siapa?????
Ini salah satu kejadian yang sangat menyedihkan soal keamanan gedung bertingkat di Jakarta mungkin Indonesia kaleee....

Sunday, May 06, 2007

Pasar Becek Vs Pasar Super

Siapa yang ga seneng belanja ditempat yang nyaman dan mungkin "rada" aman di pasar yang super-super? (kenapa rada aman? karena di pasar super masih ada juga orang keilangan mobil, trus yang terakhir ada anak kecil yang ketiban rak sampe tewas).
Semua orang pasti bilang mending belanja di pasar super dari pada belanja di pasar becek. Itu pilihan orang yang normal, kecuali saya, saya lebih seneng belanja di pasar becek ha ha ha, ga tau kenapa... bukan tanya kenapa
Belanja di pasar super pasti pake AC, trus harga diskon, trus ada pegawai yang murah senyum dan ramah, serta siap membantu pelanggan. Trus apa masalahnya????
Pasar tradisionil atawa pasar becek makin hari makin kosong aja, katanya sih selain becek dan berbau tak sedap, harga juga ga jauh lebih murah dari pasar super, trus bagi yang ga bisa nawar, wah bisa ketepu! makanya sekarang banyak pasar super bertebaran, dari yang mirip warung, sampe gede banget.
Masalahnya apa sih???
Katanya ada aturan, ini juga masih katanya, pembangunan pasar super ga boleh deket pasar becek, tapi saya ga tau aturan yang mana tuh. Kenyataannya banyak pasar super jaraknya ga jauh dari pasar tradisional atawa pasar becek tadi, nah lho!
Ko bisa??? Saya juga ga tau, soalnya khan udah ada aturannya yang ngelarang pasar super ga boleh deket pasar becek tadi, tapi masih tetep kejadian juga????? nah ini baru tanya kenapa???
Bedanya apa sih pasar becek sama pasar super???
Bedanya cuma masalah modal, pasar becek modal kecil-kecilan, pasar super modal gede-gedean. Pasar becek, kita harus becek-becekan, pasar super kita ga keringetan.
Kalo soal tenaga kerja?
Pasar becek menyerap tenaga kerja, pasar super juga menyerap tenaga kerja.
Rasanya cuma satu perbedaanya, pasar becek isinya pengusaha yang modal pas-pasan, pasar super itu modal gede atawa konglomerat.
Emang ada masalah?
Kabarnya beberapa tahun belakangan ini banyak pasar becek tutup. Disinyalir ini karena makin merebaknya pasar super (bahasa penyidik neeh...)
Kalo ditanya kayanya masing-masing pihak bakal punya argumen masing-masing. Pemilik pasar super bakal ngomong, terserah konsumen, kami hanya berusaha memberi yang terbaik. Sementara pedagang pasar becek bilang, pasar super pasti lebih rame dan laku karena selain nyaman, pake AC segala soalnya, trus harga bisa murah. Sebagai konsumen enaknya pilih yang nyaman dan murah khan????
Konsumen pasti pilih yang nyaman dan murah, kalo dah gitu gimana nasib pasar becek???
Di Indonesia kanyanya bakal semakin habis dech pasar becek, dan akhirnya tinggal kenangan...

Saturday, April 28, 2007

Pengelola PLTMH Perlukah???

PLTMH sebagai sebuah asset desa yang memiliki nilai cukup mahal jelas bukan hal mudah untuk mengurusnya. Apalagi di perdesaan lumayan sulit mencari tenaga keja dengan tingkat SDM yang memadai.
Mengelola PLTMH jelas merupakan pekerjaan gampang-gampang sulit, karena menyangkut kesadaran masyarakat dan konsekuensi yang harus dihadapi.
Kesadaran masyarakat diperlukan untuk membuat komitmen tentang perlunya masyarakat secara bersama-sama mengelola dan memelihara PLTMH dengan baik agar dapat berkelanjutan.
Konsekuensi yang harus diterima masyarakat adalah adanya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi, misalnya membayar iuran, hal ini sering menjadi masalah yang menyebabkan konflik dimasyarakat. Awalnya disepakati nilai iuran dengan besaran tertentu, tetapi seiring dengan waktu akan ada masyarakat yang menunda pembayaran iuran dan bahkan tidak membayar dengan berbagai alasan. Hal inilah yang harus diperhatikan demi kelancaran dan kelanjutan PLTMH.

Monday, April 23, 2007

Skema PLTMH


PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) merupakan salah satu energi baru terbarukan yang memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia. Pada dasarnya PLTMH berfungsi dengan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Dengan teknologi yang tepat potensi yang ada ini akan dapat dinikmati oleh masyarakat terutama masyarakat yang tinggal di perdesaan yang belum terjangkau oleh listrik dari PLN.
PLTMH merupakann salah satu alternatif penyediaan listrik bagi penduduk yang belum mendapat pasokan listrik dari PLN.

Saturday, April 07, 2007

Bus way vs Kenek

Jakarta sebagai kota metropolitan wajar aja mau pake sistem transportasi modern, biar orang kantoran ga pake mobil ke kantor katanya. Ga tau kata siapa. Biar aman, tertib trus lebih manusiawi. Niatnya bagus dan pasti banyak orang yang ngedukung, walau pada prosesnya ada indikasi korupsi (berita dikoran-koran he he he). Mudah2an koran2 pada ga bener.
Dari semua kelebihan dan kekurangan Bus Way yang niatnya emang bagus, ada juga sisi yang harus dipikirin sama tukang mikir di Jakarta, berapa banyak kenek sama sopir yang bakal ilang kerjaannye????? wah ga tau dech, minta tukang mikir di Jakarta buat ngitung tu angka. Semuanye bikin puyeng kalo diomongin disini.
Cuma satu yang kebayang nanti di Jakarta: Ga ada kenek yang tereak garogol!!! garogol!!! trakhir!!! trakhir!!! atau pemandangan kang asongan or kang ngamen naek turun bis. Yang ada tinggal orang ngumpul di halte bus way yang mirip akuarium, masing2 diem, mikir urusan masing2, pengen cepet sampe rumah trus tidur dech.
Jakarta kanyanya sunyi senyap tanpa garogol!!! garogol!!!

Wednesday, March 28, 2007

Ciandum

Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat
Ke Desa Ciandum tanggal 23-24 Maret 2007 dalam rangka kegiatan Pertumbuhan Desa, intinya sebuah desa akan dikembangkan sesuai dengan potensinya, hal ini dilakukan dengan menerapkan metode PRA (Participatory Rural Appraisal).
Desa Ciandum terletak di pesisir pantai selatan Jawa Barat. Dekat dengan cagar alam Leuweng Sancang. Potensi yang tergali dari kunjungan kali ini beberapa jenis usaha yang sudah ada di masyarkat desa, yaitu: sapi perah, sale pisang, gula kelapa, keripik singkong serta usaha bordir.
Dari hasil ngobrol dengan peternak, mereka tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengadakan pakan untuk ternak mereka, karena rumput banyak terdapat di desa mereka, dan masih tersedia lahan untuk menggembalakan sapi mereka di sekitar desa. Untuk sale pisang, sebenarnya kualitas dan pasar untuk sale pisang produksi pengrajin dari Desa Ciandum sudah cukup bagus, hanya seperti usaha kecil lainnya adalah masalah permodalan dan bahan baku. Bahan baku seperti biasa terjadi kelangkaan pada saat tidak ada musim dan mereka harus bersaing dengan bandar pisang untuk memperoleh bahan baku.

Monday, March 26, 2007

Resi Gudang


Resi gudang (Warehouse Reciept) adalah tanda bukti penyimpanan suatu komoditi di gudang yang dilakukan pengelolaannya oleh perusahaan pergudangan / pengelola agunan secara profesional dan dapat digunakan sebagai agunan kepada bank
Resi gudang dapat menjadi suatu alternatif pembiayaan di tingkat petani produsen. Salah satu masalah yang mendasar dalam pemasaran domestik untuk komoditi di banyak negara berkembang adalah kurangnya kredit yang dikucurkan dalam rantai pemasaran. Produsen pertanian seringkali terpaksa menjual sebagian atau seluruh hasil taninya sesudah dipanen untuk mendapatkan uang yang dibutuhkan untuk upacara adat (biasanya musim panen bersamaan dengan pelaksanaan perayaan), atau untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk biaya musim tanam berikutnya serta untuk membayar pajak (di beberapa negara pembayaran pajak tahunan dibebankan kepada petani dan dibayarkan setelah panen). Ini merupakan hal yang berlebihan dalam rantai pemasaran. Bisa jadi ini bukan menjadi masalah utama, tetapi di lain pihak sering kali para pedagang tidak mempunyai cukup uang untuk membeli komoditi yang banyak jumlahnya untuk disimpan dalam waktu yang lama, walaupun jika pembiayaan pra-ekspor (pre-export financing) tersedia untuk para eksportir besar hal ini tetap mempengaruhi rantai pemasaran. Kejadian ini menyebabkan mudah naik turunnya pergerakan harga komoditi, dan dapat mengakibatkan perilaku pemasaran yang tidak efisien, misalnya pelabuhan menjadi penuh sesaat setelah dilaksanakan panen, dan menjadi “kosong” pada saat musim sebelum panen.

Babakan Agro

Babakan agro adalah sebuah kawasan industri manufaktur agro, yang selanjutnya disebut Babakan. Pengembangan Babakan membutuhkan sebuah sistem manajemen yang tepat agar dapat berjalan dengan efisien dan berdaya guna bagi semua pihak yang terlibat. Pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat sekitar wilayah Babakan harus dapat merasakan manfaat yang positif dengan keberadaan Babakan. Sebuah sistem manajemen yang baik perlu dikembangkan untuk tetap menjaga keberadaan Babakan sebagai sebuah kawasan industri manufaktur agro.
Sebuah kawasan industri memiliki sistem manajemen yang unik, karena menyangkut kepentingan seluruh pihak yang terlibat. Pengembangan Babakan harus melibatkan masyarakat sekitar, bukan hanya pelaku usaha saja, karena Babakan tidak mungkin dapat berdiri sendiri. Akan terjadi interaksi dengan lingkungan, penduduk sekitar dan para pelaku usaha yang memberikan jasa atau menjadi pemasok para pelaku usaha.
Banyak fasilitas yang harus dikembangkan untuk mendukung Babakan menjadi sebuah kawasan yang menarik untuk melakukan usaha. Beberapa fasilitas hanya dapat disediakan oleh pemerintah karena investasi yang dibutuhkan tergolong besar. Contohnya sarana jalan, untuk pembuatan jalan pemerintah memiliki peran yang sangat penting karena kemampuan pelaku usaha atau masyarakat untuk menyediakan sarana jalan yang memadai sangat terbatas.
Sebuah kawasan industri yang sepenuhnya bertujuan untuk menjalankan usaha profit biasanya melibatkan pihak lain untuk pengadaan properti. Pada kasus Babakan peran pengembang (developer) dapat digantikan oleh pemerintah untuk pengadaan fasilitas atau properti serta layanan lainnya. Babakan dapat menawarkan beberapa layanan kepada para pelaku usaha. Layanan ini dapat berupa penggunaan fasilitas atau jasa. Penyediaan fasilitas dan jasa ini dapat menjadi sebuah sumber pendapatan bagi pengelola untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.
Babakan harus dapat menciptakan lingkungan usaha yang baik bagi seluruh pihak yang terlibat dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia baik sumber daya manusia maupun sumber daya lingkungan. Lingkungan usaha yang sehat dan berkeadilan akan mendorong terciptanya peluang usaha baru dan selanjutnya akan menciptakan lapangan kerja baru. Secara keseluruhan dapat didefinisikan bahwa Babakan adalah bentuk fisik dari lingkungan bisnis yang unggul bagi tumbuh kembangnya industri pengolahan di pedesaan.
Beberapa acuan yang dapat digunakan dalam pengembangan Babakan adalah sebagai berikut:
1. Pemasaran
Memberikan nilai tambah produk, dalam hal ini adalah peningkatan pelayanan pemasaran bersama dan packing house.
Meningkatkan pemasaran dan mengembangkan segmen pasar baru.
2. Produktivitas
Meningkatkan produktivitas dengan memfokuskan pada produk yang berorientasi kebutuhan pasar yang didukung faktor produksi (baik langsung seperti bahan baku, bangunan/rumah produksi, maupun tidak langsung seperti jalan, gudang) yang memadai.
3. Pasokan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku dengan harga yang stabil adalah merupakan masalah tersendiri bagi industri agro. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan cara pengadaan dan penyimpanan (dalam hal ini stock) kolektif. Babakan harus dapat melakukan aliansi usaha dengan produsen atau pemasok bahan baku untuk menjaga ketersediaan bahan baku dalam kualitas dan kuantitas yang mencukupi bagi kesinambungan proses produksi.

Monday, March 05, 2007

Renewable Energy

Energi terbarukan (Renewable Energy) banyak terdapat disekitar kita, energi ini sebenarnya merupakan potensi yang bisa dikembangkan sehingga tidak tergantung dengan satu jenis energi saja. Untuk wilayah yang jauh dari jangkauan PLN, terutama daerah perdesaan dan daerah yang berada di pulau-pulau terpencil bisa memanfaatkan energi terbarukan.
Jenis-jenis energi terbarukan adalah energi surya, energi biomassa, energi angin, energi panas bumi, energi air dan energi gelombang laut.
Energi surya merupakan energi yang menggunakan sinar matahari, energi biomassa merupakan energi yang berasal dari limbah yang ada disekitar kita, dapat berasal dari sampah, limbah pertanian, limbah penggergajian kayu, limbah dari peternakan dan lain-lain. Energi angin berasal dari angin. Energi panas bumi memanfaatkan energ yang berasal dari panas bumi, sementara energi energi air merupakan energi yang memanfaatkan aliran air atau air terjun yang dirubah menjadi energi listrik dengan bantuan turbin.
Mungkin di Indonesia lebih dikenal pembangkit listrik tenaga air yang lebih dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA. Pada perkembangan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan skala kecil (untuk satu atau dua desa) maka dibuat Pembangkit Tenaga Mikro Hidro.

Saturday, January 13, 2007

Pekalongan

Ke Pekalongan masih dalam rangka pekerjaan yang berhubungan dengan listrik. Lokasinya ada dua, di Curugmuncar dan di Depok. Di dua lokasi ini baru dibangun PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Misi ke dua desa ini adalah membentuk organisasi atau lembaga yang akan mengelola PLTMH, karena di beberapa tempat, karena ga ada yang ngurus maka PLTMH yang di bangun dengan dana yang besar, rusak dan dibiarkan begitu saja.
Dateng ke Curugmuncar kira-kira awal Desember dan akhir Desember 2006. Dari dua kali kunjungan itu semua berjalan lancar. Pengurus terbentuk dan tarif dapat ditentukan.
Kejadian di Curugmuncar rada unik, karena biasanya PLTMH itu hanya untuk satu Desa, malah kadang lebih kecil lagi, satu dusun (setingkat RW). PLTMH Curugmuncar konsumennya 2 desa, desa Curugmuncar dan desa Songgodadi.
Perjalanan dari Bandung ke Curugmuncar kira-kira 9 jam, lewat Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan. Di pekalongan kita lewat Kedungwuni, Kajen, Doro, Petungkriyono baru Curugmuncar.